MICROSOFT - UI BANGUN LAB INTEGRASI OPEN SOURCE - PROPIERTARY

25/02/2009 18:25

DEPOK, RABU - Secara resmi Microsoft Indonesia meluncurkan Microsoft Open Source Interoperability Laboratory (MS-OSIL) di UI, sekaligus menjadi impelementasi pertama dari laboratorium tersebut di Indonesia. Nota kesepahaman kerja sama telah ditandatangani antara Rektor Universitas Indonesia (UI) Gumilar Rusliwa Somantri dengan Presiden Direktur Toni Chen di Gedung Rektorat UI Depok, Rabu (25/2).

"Melalui program ini kami membuka kesempatan pada mahasiswa dengan difasilitasi software dan pelatihan-pelatihan untuk berinovasi," kata Toni. Menurutnya, fokus utama dari laboratorium ini adalah seputar interoperabilitas secara umum antara aplikasi Open Source (OS) dan platform Windows, tanpa batasan pada teknologi sejenis yang digunakan.

Menurut Toni ada empat aktivitas utama dari MS-OSIL di UI. Pertama, riset mahasiswa dan proyek. "Laboratorium ini terbuka bagi mahasiswa, baik dari fakultas komputer maupun dari fakultas lain, untuk melakukan riset dan melaksanakan proyek dari luar atau dalam untuk disempurnakan," kata Toni.

Kedua, penelitian atau proyek fakultas. Infrastruktur dan sumber daya disediakan oleh laboratorium yang akan membantu anggota fakultas untuk melakukan penelitian. "Ada pihak Microsoft dalam lab ini," terang Toni.

Ketiga, kompetisi software open source. Pada aktivitas ketiga ini pihak MI bisa menawarkan kepada para mahasiswa untuk membuat salah satu software yang masih banyak dibutuhkan, misalnya seputar pendidikan. Lalu, para mahasiswa berlomba-lomba untuk berinovasi.

Aktivitas yang terakhir adalah kolaborasi industri Teknologi dan Informasi (TI). Hal ini akan menguntungkan mahasiswa dengan memberi mereka kesempatan untuk bekerjasama dengan para profesional TI dan mendapat pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini.

Inovasi dan kompetisi

Rektor UI Prof Gumilar R Soemantri menyambut baik kerja sama tersebut.Menurutnya, kehadiran MS OSIL akan merangsang mahasiswa untuk mengembangkan sesuatu yang baru.

"Para mahasiswa itu banyak idenya, kadang-kadang ada sesuatu ada yang tak terduga datang dari mahasiswa. Ini sangat bagus untuk merangsang inovasi," kata Gumilar R Soemantri, Rektor UI. Ia juga menunjukkan sikap optimisnya dengan menyebutkan fakta bahwa di lingkungan UI ada 26.000 laptop beroperasi tiap harinya yang dimiliki oleh mahasiswa.

MS-OSIL ini merupakan bagian integral dari Microsoft Innovation Center (MIC) yang telah lebih dulu dibangun di universitas tersebut. Platform Strategy Manager Microsoft Irving Hutagalung menjelaskan bahwa di dalam laboratorium ini ada dua jenis fasilitas.

Pertama adalah sistem operasi open source yang dapat diunduh para mahasiswa secara bebas. Yang kedua ada yang dinamakan proprietary, maksudnya software berlisensi yang bisa digunakan setelah kita membelinya.

"Bedanya, kalau ada mahasiswa yang berhasil membuat software melalui OS maka ia harus men-share-kannya secara gratis juga, tetapi kalau dia memakai proprietary atau mengkombinasikannya dengan OS ia bisa saja mengkomersialkannya, tetapi untuk mekanismenya diserahkan kepada pihak universitas," jelas Irving.

Dengan demikian sejak awal, lanjut Irving, mahasiswa sejak awal sudah diajak untuk berkompetisi tidak hanya secara nasional tetapi juga secara global.

"Kami berharap ada gerak kompetisi sehingga membangkitkan developer-developer software lokal untuk masuk ke dunia internasional," kata Irving.

Hal tersebut, sebagaimana dikatakan oleh Toni, bukanlah sesuatu yang tidak mungkin. "Buktinya Tim ITB pada Juli 2008 meraih Imagine Cup di Perancis yang dilenggarakan oleh Microsoft Internasional sebagai peringkat pertama," kata Toni. Tim Indonesia lain yaitu dari UI mendapat Top 10 Finalis Software Design pada kejuaraan yang sama.

Proteksi Haki

Toni mengatakan bahwa arah dari MS OSIL ini adalah menbangun pengetahuan berbasis ekonomi kemasyarakatan. "Sasarannya adalah pembangunan ekonomi, membuka lapangan kerja, dan akhirnya dapat mengurangi tingkat kemiskinan," ungkap Toni.

Namun Toni mensyaratkan bahwa untuk bisa sampai ke sana, peran pemerintah sangat menentukan. Pemerintah harus memberikan proteksi kepada anak-anak bangsa yang berhasil membuat produk dengan perlindungan Haki (hak atas kekayaan intelektual).

"Semangat dan inovasi akan terhambat jika pembajakan tidak dihentikan. Di sinilah peran pemerintah," ungkap Toni. Bill Gates dan Microsoft bisa seperti saat ini, kata Toni, karena pemerintah Amerika Serikat memproteksinya dengan baik.

    
   Sumber : www.kompas.com
Back

Search site

© 2008 Konoha Village

Free Website :: WebNode